IDAI: Pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata

Written by jiwajgeinnna on August 23, 2024 in bugar with no comments.

Pertusis, atau yang sering disebut sebagai batuk rejan, merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak-anak di Indonesia. Namun, sayangnya banyak kasus pertusis di Indonesia yang tidak terdata dengan baik oleh sistem kesehatan.

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus pertusis sering kali tidak terdeteksi secara akurat karena gejalanya sering mirip dengan batuk biasa. Hal ini menyebabkan banyak kasus pertusis yang tidak terdiagnosis dengan baik dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Pertusis sendiri adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejala pertusis biasanya dimulai dengan batuk kering yang berlangsung selama beberapa minggu, kemudian diikuti dengan batuk bersifat paroksismal atau berkepanjangan yang disertai dengan bunyi “whooping” atau suara mengi yang khas.

Kasus pertusis yang tidak terdeteksi dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak, terutama pada bayi yang rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan gejala-gejala pertusis dan segera membawa anak mereka ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

IDAI juga mengingatkan pentingnya vaksinasi sebagai langkah pencegahan terhadap pertusis. Vaksinasi pertusis biasanya diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi yang juga melindungi anak dari penyakit lain seperti difteri, tetanus, dan Haemophilus influenzae tipe B.

Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan vaksinasi, diharapkan kasus pertusis di Indonesia dapat diminimalisir dan anak-anak dapat terhindar dari komplikasi serius akibat penyakit ini. Sebagai orangtua, mari jaga kesehatan anak-anak kita dengan baik dan selalu konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan. Semoga dengan langkah-langkah preventif yang tepat, kasus pertusis di Indonesia dapat terkontrol dengan baik.

Comments are closed.